Blogger mania kali ini kita akan bahas mengenai DONOR
DARAH, ya donor adalah ada;lah salah satu cara kalian semua yang ingin dianggap
sebagai pahlawan tanpa kesiangan. Hehehe
Sebelum kita
ke arah sana, mungkin seklias tentang sejarah tranfusi darah akan kita ulas
kali inio, sebenarnya bagaimana sih awalnya donor darah itu bisa terjadi
berikut awal mulanya.
Praktek transfusi darah mulai dikenal pada abad ke 17
sejak Richard Lower , seorang mahasiswa di Oxford pada tahun
1665 berhasil melakukan transfusi darah dari binatang ke binatang lainnya.
Tahun 1666, Robert Boyle melakukan transfusi dari arteri
karotis seekor anjing ke vena jagularis anjing lainnya secara langsung.
Transfusi darah terhadap manusia
dimulai pada tahun 1667 di Inggris, ketika Lower dan Edmun mentransfusikan
darah domba ke manusia.Transfusi darah secara langsung dari donor kepada pasien
perdarahan post partum menggunakan syringe terjadi tahun 1818 ketika JamesBlundell lulus
spesialis Obstetrik di Universitas Edinburgh. Pada tahun 1912, AlexCarrelberhasil
mendpatkan nobel karena mempublikasikan percobaannya mengenai transfusi secara
langsung melalui anastomosis arteri-vena memakai kanula.
Perkembangan Pelayanan Transfusi Darah
Pada dekade terakhir transfusi darah terus berkembang,
dan keamanan darah telah menjadi isu utama dalam perdebatan dan kontroversi.
Keamanan darah bagi pasien didasari oleh pengaturan ;
• Rekruitmen donor yang aman melalui pemeriksaan
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan Hb donor.
• Skrining darah donor melalui pemeriksaan Golongan
Darah, Rhesus dan CrossMactch.
• Skrining infeksi mikroorganisme, termasuk HIV,
HBV, HCV dan VDRL.
Mungkin kita tidak
akan membahas apa manfaat darah yang kita sumbangkan kali ini karena sudah
sangat jelas banyak sekali manfaatnya bahkan Produksi darah itu diperoleh dari
3,05 juta donasi. Sebanyak 86,20 persen di antaranya berasal dari donor darah
sukarela. Jika dirata-rata, secara nasional saat ini kekurangan jumlah produksi
darah dan komponennya di Indonesia mencapai 500.000 kantong.
Menurut Menteri Kesehatan Nila Faried Moeloek, ketersediaan
darah di sarana kesehatan sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat dalam
menjadi donor darah. Hal itu ditunjang pula oleh ketersediaan fasilitas,
sarana, dan prasarana yang dapat menjamin ketersediaan darah dalam jumlah yang
cukup, aman, dan berkualitas.
Terkait
dengan itu, Kompas merekam
kebiasaan sebagian masyarakat Indonesia dalam menjadi donor darah pekan lalu.
Simpulan jajak pendapat lewat telepon menggambarkan bahwa hanya segelintir
publik yang masih menggiatkan kebiasaan menjadi donor darah. Hanya 7,5 persen
responden yang mengaku menjadi donor darah secara rutin.
Fakta ini cukup meresahkan sebab secara tak langsung
mencerminkan belum terbentuknya kepedulian publik terhadap nasib sesama yang
membutuhkan bantuan darah. Jumlah donor darah di Indonesia relatif masih rendah
sehingga jumlah donasi darah pun belum mencapai standar.
Dibandingkan dengan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara
yang tergabung dalam ASEAN, jumlah donor darah di Indonesia masih terbilang
minim. Data WHO memaparkan, jumlah donor darah per 1.000 penduduk tahun 2010
masih berada di kisaran 5 orang hingga 9,9 orang. Artinya, dari 1.000 penduduk,
rata-rata yang menjadi donor baru antara 5 orang dan 9 orang saja. Jumlah serupa
terjadi di Filipina dan Vietnam, hanya sedikit lebih baik dari Laos, Myanmar,
dan Kamboja.
Padahal, di tahun yang sama jumlah donor di negeri jiran
terdekat, Malaysia, mencapai 10 orang hingga 19,9 orang per 1.000 orang.
Sementara jumlah donor darah di Thailand dan Brunei menyentuh angka 20 orang
hingga 29,9 orang per 1.000 orang. Angka partisipasi donor darah tertinggi
diraih Singapura. Sebanyak lebih dari 30 orang dari setiap 1.000 penduduk di
negara itu telah menjadi donor darah.
Jumlah terbanyak donasi darah di Indonesia tercatat datang
dari donasi sukarela, yaitu para donor yang secara sukarela mendonasikan darah.
Kelompok berikut yang mendonasikan darah cukup tinggi adalah kalangan keluarga,
umumnya terkait dengan situasi saat ada anggota keluarga, kerabat, atau teman
yang membutuhkan darah. Ada pula donasi bayaran yang jumlahnya cenderung kecil.
Menyedihkan bukan,
padahal kita adalah negara terbesar yang ada di ASEAN.
Jangan khawatir
kita nanti kekurangan darah justru akan membuat kita menjadi lebih sehat. Berikut
manfaat donor darah bagi yang menyumbang :
1. Melindungi jantung
2. Menurunkan
resiko terkena kanker
3. Membantu menurunkan level zat besi dalam darah
4. Pembaharuan sel-sel darah secara rutin
5. Pemeriksaan kesehatan gratis
6. Mendapat pemeriksaan analisis darah secara gratis
7. Membakar
kalori secara teratur
8. Keadaan psikologis lebih stabil
9. Mencegah
penuaan dini
10. Dan masih
banyak yang lainnya
Jadi tunggu
apalagi ayo donorkan darahmu untuk mereka yang sedang membutuhkan kapan lagi
jadi baik dan bisa bermanfaat bagi banyak orang, ya gak?
Ok terimaksih
kawan, sekian ulasannya, sampai berjumpa lagi di postingan berikutnya, see you
next time (Y&I).
0 Comments